Kamis, 17 Desember 2009

Buaian untuk Indonesia

Koran ini (Jawa Pos) kemarin (11/12) memberitakan pujian Jepang untuk demokrasi di Indonesia. Di tengah kasus bobroknya sistemhukum danbirokrasi yang korup di negeri ini, bisa jadi ebrita pujian Jepang tersebut mewujudkan sebuah optimism, harapan bagi negeri ini.

Namun, alangkah bijaksananya kalau kita tidak terbuai. Pasalnya, demokrasi dengan kebebasan yang didengungkan tidak member keadilan di negeri ini. Lihatlah kasus Minah dank awn senasibnya. Belum lagi korupsi akut karena memang cost demokrasi yang begitu tinggi. Yang lalu melahirkan korupsi, seperti opini yang ditulis wakil ketu a DPD, Bapak Laode, di Koran ini.

Pujian Jepang itu, jangan membuat kita lupa. Banyak permasalahan krusial negeri ini menunggu diselesaikan sebelum kelak kita berani membusungkan dada untuk kebanggaan negeri ini.

Selamatkan ODHA, apa selamatkan masyarakat?

Antipati masyarakat terhadap penderita HIV membuat pemerintah mensosialisasikan programnya untuk hidup sehat bersama ODHA. Masyarakat diharapkan tidak lagi mengucilkan ODHA tetapi dapat hidup berdampingan bersama ODHA tanpa harus takut resiko tertular. Secara tidak langsung, pemerintah mengesampingkan keselamatan masyarakat akan bahaya tertular virus mematikan ini.

Berbagai program dan dana dikucurkan agar tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA, tetapi ingat bahwa ratusan juta orang yang bersih dari HIV harus diselamatkan dari merebaknya HIV/AIDS.